Diskusi Interaktif (Tantangan dan Solusi Mendampingi Gen Z)
Sungailiat-Satuan Tugas (Satgas) Pencegahan dan Penanganan Kekerasan Seksual (PPKS) Polman Babel baru-baru ini telah menyelenggarakan sebuah kegiatan diskusi interaktif yang mengangkat topik "Tantangan dan Solusi Mendampingi Gen Z". Kegiatan ini dilaksanakan bertepatan dengan dies natalis Polman Babel pada Hari Jum'at, 18 Oktober 2024. Kegiatan dimulai dari pukul 13.30 WIB sampai dengan 16.30 WIB. Sebanyak 160 peserta terlibat di dalam kegiatan ini. Peserta terdiri dari Dosen, Tenaga Kependidikan, dan Dharma wanita Polman Babel. Satgas PPKS mengundang narasumber yang bekerja di Rumah Sakit Jiwa, yaitu dr. Zikrina Istifarani, Sp. KJ.
dr. Zikrina Istifarani, Sp. KJ. menegaskan bahwa kunci sukses dalam menghadapi tantangan anak-anak dari kalangan manapun adalah mental yang sehat. Mental yang sehat menurut WHO ditandai dengan empat hal. Pertama mengenali dan mengembangkan potensi yang dimiliki. Kedua mampu menghadapi stress dalam kehidupan sehari-hari. Tiga, kita masih dapat bekerja secara produktif. Terakhir adalah kita masih bisa memberikan kontribusi untuk masyarakat.
Kita selaku orang tua/dosen wajib memahami karakteristik gen Z sehingga mampu mendampingi gen Z. Terdapat delapan karakteristik gen Z, antara lain mahir teknologi, menyukai lingkungan yang memberikan mereka ruang untuk tumbuh dan lebih kreatif, memiliki rasa percaya diri yang tinggi, kritis dan keras kepala, suka menjadi pusat perhatian, ingin hasil instan dan cepat, multitasking, kurang terampil komunikasi verbal. Berdasarkan ke delapan karakteristik tersebut, maka dosen atau orang tua dari gen apapun dapat menyelaraskan dengan karakteristik gen Z. Yang menjadi permasalahan utama adalah orang tua atau dosen yang memiliki beda karakter dengan mahasiswa selaku dari genersi gen Z. Kemudian permasalahan lain yang muncul adalah adanya perbedaan gaya komunikasi. Oleh karena itu perlu ditekankan untuk memahami dan mengenali karakteristik dari gen Z. Selain itu kita wajib memenuhi kebutuhan mereka dalam penguasaan teknologi, memanfaatkan media internet untuk berkolaborasi, berusaha untuk paham teknologi, memberikan ruang untuk berdiskusi, meluangkan waktu untuk edukasi, memberi mereka kepercayaan sambil diawasi, memberi mereka pengertian pentingnya batas waktu, mengajarkan pentingnya konsep batas, dan menjadi role model.